Bukan Minder, Hanya Merasa

Kelas menulis kemarin, di Rumah Dunia, Serang (3/12/23).

Semakin bertambah ilmu ku semakin aku tahu kebodohanku. Begitu dawuh Imam Syafei. Itu yang saya rasakan pula, saat makin sering berlatih menulis dan belajar menulis yang baik seperti apa. Saya merasa, kemampuan saya banyak yang masih kurang dan harus terus diperbaiki.

Jadi begini. Di kelas menulis yang saya ikuti di Serang, sedang merencanakan membuat buku antologi esai. Akhir tahun ini kalau tidak aral melintang diterbitkan dan bakal dibedah oleh sesepuh di komunitas yang banyak melahirkan banyak sastrawan itu.

Tanggal 15 seharusnya batas terakhir setor dua tulisan. Atas kebijaksanaan promotor atau pemandu kami, maka diundur ke tanggal 20 desember. Sebenarnya, tidak ada yang harus saya risaukan. Dua tulisan harus ditulis dalam waktu sebulan.  

Seharusnya mudah ya. Toh, tiap hari saya terbiasa menulis dua atau tiga judul di blog. Entah kenapa, sekarang kok merasa terbebani. Mungkin karenas dikejar deadline di tambah dengan bayangan buruk bakal "dibantai" secara terbuka oleh para suhu. Ada ketakutan juga kecemasan menghinggapi. Nanti gimana kalau begini, harus seperti apa agar baik, dan seterusnya.

Terlebih saya melihat karya teman-teman, pada bagus; lah kok, tulisan saya biasa saja. Justeru saya kagum melihat karya orang lain. Bukan, bukan saya minder. Mungkin hanya salut, merasa tersulut juga agar lebih baik menulis lagi. Lebih meningkatkan kualitas dan intesitas menulis lagi agar tulisan saya lebih ca'em lagi. Rasanya kok di bawah standar ya. Huhu. (***)

Pandeglang, 5 Desember 2023   08.47

Posting Komentar

0 Komentar