Kucing Pun Melahirkan

Si kucing sebelum hamil dan masih suci. (Dokumentasi Pribadi?

Saya agak bersalah. Tak lain kucing yang biasa di rumah, dua hari lalu melahirkan secara mandiri. Saya ingat betul muka cemas induk si kucing seperti meminta pertolongan untuk diantarkan ke bidan terdekat atau diberi tempat nyaman mengeluarkan buah cintanya.

Saya ingin membantu, tapi takut dikira laki-laki yang sudah menggagahi kesucian induk yang baru perdana hamil itu. Saya pun bingung harus gimana. Ditambah Emak marah-marah harus menyiapkan tempat untuk melahirkan si kucing.

Emak agak jijik dengan gaya kucing yang kurang bertanggungjawab terhadap darah sisa melahirkan. Belum lagi nanti kalau memberi makan buah hatinya, apa saja dibawa. Terkadang tikus, kodok, atau hewan melata lain yang dibawa tepat saat kami enak makan.

Iya saja, kalau tikus negara yang merongrong kewibawaan bangsa. Itu mah silahkan. Lah ini, tikus kotor yang mati dengan sisa kebusukan. Belum lagi, si kucing pindah-pindah tempat, mencari kenyamanan.

Malam itu, si kucing dikeluarkan dan aku sengaja menyediakan kardus dengan diberi baju bekas. Dia meronta-ronta minta belas kasihan. Maaf ya, Cing.

Semoga ia selamat kelahiran secara mandiri. Malam itu aku memeluk malam, tidur dengan sisa cemas dan kejengkelan.

Siapa nyana, pagi-pagi si Kucing keluar dari lemari baju saya dengan wajah tenang. Seolah tak berdosa gitu, perutnya sudah kosong. Heran saya, kok bisa. Setahu saya tadi malam mendengar kegaduhan di luar rumah, tak mendengar suara mobil ambulan. Ya sudahlah pikir saya.

Tapi Emak punya radar yang macam intel. Setelah mendengar informasi dari adik saya bahwa si kucing melahirkan dan keluar dari lemari baju saya. Emak panik. Dengan sigap mengadakan pemeriksaan ke TKP.

Diadakan penyidikan dan penyelidikan secara menyeluruh terhadap tempat menyimpan aset saya itu. Dan kawan-kawan tahu, telah bersemayam dua ekor anak kucing di kumpulan baju saya itu. Di saat yang sama awan duka menyelimuti si induk kucing. 

Mungkin ia juga pusing, sudah melahirkan secara mandiri tanpa lelaki bertanggungjawab di sisinya. Diperparah dengan memikirkan pusara si jabang bayi. Berapa ongkos yang bakal ditanggungnya?

Aku sendiri memaklumi sikap dan beban pikiran si induk kucing, tapi aku juga galau seperti apa harus bersikap. Semoga saja induk kucing itu dapat santunan dari negara. Jadi nasibnya di perhatikan. (**)

Pandeglang, 3 Desember 2023   21.06

Posting Komentar

0 Komentar