Pola Tidur yang Acak

Ilustrasi di ambil di pixabay. com


Dengan pola tidur saya yang acak seringkali dibuat repot. Bagaimana tidak repot, sampai jam 3 bahkan menjelang subuh mata tak jua terpejam. Sedangkan pagi-pagi harus beraktivitas normal lagi. Siapa peduli terhadap dinamika baru saya ini.

Saya tengah mencari musababnya kenapa perubahan drastis ini. Saya bukan tak tahu efek kurang tidur dan sering begadang, tapi saya juga memahami dengan sering tidur awal ada banyak hal yang abaikan. Ah, kadang serba salah sendiri.

Pada akhirnya saat ini bukan lagi menyesalinya, saya pikir harus memaksimalkan usia yang ada. Mengisi waktu dengan produktif, rajin olahraga semampunya dan fokus mengejar apa yang harus diperjuangkan.

Seperti yang saya katakan pada adik saya tempo hari, "Bukan saatnya kita main-main lagi. Kita harus dewasa dan memaksimalkan potensi yang ada." Dia nampak mengangguk. Entah paham atau bosan.

Selepas bapak pupus saya merasa jadi "orang tua" dan tonggak di rumah. Waktu saya terkuras dan sebagian mimpi saya harus diminimalisir. Entah sampai kapan, tapi saya menikmatinya.

Bagi saya takdir harus terus dijalani. Manis-pahit itu biasa. Toh, kita punya kemerdekaan dengan bersikap. Memilih untuk tetap kuat atau justeru terhempas oleh kekeliruan sikap. Lagi, saya tidak mau.

Ada banyak buku yang yang harus saya baca. Ragam gagasan yang harus dituliskan. Tanggung jawab menanti. Melelahkan dengan ini tapi syukurnya Allah memberi nikmat tak terhingga.

Kalau Chairil Anwar ingin hidup seribu tahun lagi, yang juga di-amin kan Bung Karno, maka saya cukup ingin hidup berkah lagi. Gak harus seribu, baik sehari atau sejam saya ridha asal ada di bawah naungan kasihnya Gusti Allah. (***)

Pandeglang, 5 Februari 2024   18.24

Posting Komentar

0 Komentar