Tontonan yang Seronok

Sumber dari pixabay. Com

Manusia sering bertindak sangat bodoh. Bodohnya terlihat dan sengaja diperlihatkan, niatnya untuk apa. Wallahu'alam. Terutama dalam pengendaliannya terhadap nafsu, syahwat dan cinta. Lupa batas dan tak jarang memang gak mau dibatasi.

Sebagai contoh, aku tengah belanja di suatu agen cukup besar di Pandeglang, rasanya tadi deh. Antri dong, karena yang beli cukup banyak dan kasir hanya dua. Apa pula, di depan kasir ada sepasang kekasih yang lagi ngantri pula sambil mengobrol dan obral rayuan disertai sentuhan-sentuhan. Macam di film romantis.

Buset dah, nih bocah gak punya malu benar. Di depan tatapan mata dan kasir yang mungkin mesem nahan geli, ya Allah. Aku sudah greget pengen damprat tuh pasangan yang entah udah halal atau mungkin masih haram menampilkan adegan seronok gitu. Dikiranya dunia milik mereka berdua, apa!

Tapi aku berpikir, yang kasir saja biasa. Kalau aku bersikap keras, takut diusir dan kena pasal. Nanti dijerat pasal, pasal hak tiap orang bebas bersikap dan bersuara. Itu dijamin UU. Bisa-bisa namaku populer sebagai orang radikal di Pandeglang. Heuh, repot emang!

Katakan mereka sudah menikah ya, halal gitu. Tetap saja tidak dibenarkan mengobral adegan panas gitu. Ada tempatnya dan saatnya, jangan main serobot. Penting adab dan etika. Emang sudah halal, tapi di antara paling penting akhlaknya. Kalau sudah di kamar sih, ya terserah, gak ada yang usil, yang usil justeru yang mengintipnya. Beda kasus dong.

Terlebih kalau belum halal. Wah, polusi iman banget. Di depan umum saja begitu, apalagi di belakang umum. Emang bukan urusan kita sih ngurus dosa orang, cuma itu loh terindikasi buat gak nyaman. Gak ada soal kalau di tempat khusus, lah ini di tempat perbelanjaan yang notabene orang lagi mencari rejeki dinodai tontonan yang gurih engga, panas engga yang ada bikin greget.

Gak habis pikir kalau diposisi orangtuanya melihat anak gadisnya selekat dan sejorok itu berhubungan. Atau jangan-jangan, orang tuanya memakluminya di balik kata, "halah masih muda. Wajar lah, kayak gak pernah muda saja," gitu katanya.

Wuih, gak gitu-gitu juga Mpo. Anak yang baik harus disadarkan soal aturan, mana aturan agama dan negara. Pun mata aturan adat sekitar. Pernah aku dapat info, anaknya di biarkan pacaran di dalam rumah berdua-duaan. Di rumah gak ada siapapun. Orang tua sudah percaya pacarnya, terserah mau melakukan apa saja.

Wajar kemudian nikah dini disertai hamil duluan masih terus marak. Pelaku lepas keperawanan zaman ini seperti hal lumrah. Anak kecil lahir dari nasab yang tak jelas. Jelas bapaknya tapi tak jelas statusnya. Celakanya, di momen spesial yang sakral seharunya statusnya sebagai "anak tak bernasab bapak" di bongkar agar pada tahu, yang ada lebih banyak disembunyikan demi kepentingan semu.

Lantas bagaimana dengan kita dan pikiran kita, apakah sudah lepas dari pikiran kotor jua? Hem, sok jawab sendiri. (***)

Pandeglang, 21 April 2024   19.39

Posting Komentar

0 Komentar