Seputar Film Vina dan Kasusnya

Orang tua Vina dan kakaknya di podcast Deni Sumargo 

Pagi ini saya baru saja mengkhatamkan menonton podcast Om Deni Sumargo bersama keluarga almarhumah Vina, salah satu korban biadab pembunuhan di Cirebon sana, Agustus 2016 silam. Kemudian di filmkan; Vina: Sebelum 7 Hari, viral pula film-nya. Kebetulan, saya pun sudah menonton filmnya pula.

Ada beberapa fakta yang saya tahu terkait film dan curhatan keluarganya terkait Vina, di antaranya:

Pertama, kasus ini sudah dan sedang di proses pihak kepolisian. Sudah diproses buktinya telah ditangkap 8 tersangka dari kasus ini. Tetapi kasus ini masih dalam proses karena tiga tersangka, yang mana satu tersangka sebagai otak utama dan dalang di balik kasus ini belum tertangkap. Meskipun sudah 8 tahun berjalan. Entah apa sebabnya.

Kedua, Vina korban perundungan. Bully atau perundungan memang hal yang negatif acapkali berpengaruh pada mental korbannya. Vina merasakan perihnya perundungan itu, apalagi arahnya sudah tak terkendali. Benar vina meludahi pelaku tapi ada sebab kenapa begitu, tak lain karena perilaku begundal itu sudah berlebihan dan arahnya kepada pelecehan seksual.

Ketiga, geng motor ternyata masih marak. Kalau dipikir-pikir, geng motor ini apa sih fungsinya. Dengan fakta banyak kasus kriminal dilakukan oleh komplotan geng motor, kadang saya berpikir, apa tidak berlebihan perkumpulan seperti ini harus ditindak tegas, tidak lagi diberi ruang leluasa. Kalau dikatakan ekstrem dan radikal, nah yang begini sering buat resah masyarakat, tak jarang sedikit dari mereka menjadi begal di jalanan.

Keempat, tiga tersangka belum tertangkap dicurigai otak dari kasus ini adalah anak dari seorang polisi. Kenapa dengan anak polisi? Masalahnya itu, di persulit, mungkin bapaknya seorang petinggi kepolisian di sana atau apa. Untuk itu, ada kabar Polda Metro Jaya mau ikut turun tangan menuntaskan kasus ini, bagi saya ini prestasi baik agar mengurangi preseden buruk bagi citra korps Bhayangkaraitu.

Kelima, kesurupan menjadi awal terbukanya hijab kasus pembunuhan sadis ini, yang tadinya disangka hanya kasus kecelakaan belaka. Meski hal yang janggal, mulai posisi motor yang terlihat baik, kondisi korban yang mengenaskan dan kecurigaan lainnya. Saat itu, keluarga korban tak bisa berbuat banyak karena akses untuk memperjuangkan kasus ini lumayan rumit dan kompleks. Unik sebenarnya sekaligus tragis lagi sadis, karena korbna selain di siksa, ditarik oleh kendaraan, digeleng kakinya, sampai diperksosa beramai-ramai. Sampai sini, di mana nurani mereka?

Keenam, animo masyarakat yang tersentuh setelah menonton ini, akhirnya menempa kesadaran kita untuk lebih aware lagi dengan orang sekitar kita. Pembulyyan apapun jenisnya harus dihentikan sebelumnya bermuara pada aksi kriminal yang lebih besar lagi. Kejahatan terjadi bukan saja karena kita tak tahu, bisa saja karena selama ini kita memakluminya sebagai hal biasa.

Kesimpulan sementara dari kasus ini adalah, ada tiga pelaku yang belum ditangkap. Sementara ini, 8 tahun masih buron. Motif utama karena dendam, cinta ditolak harga diri terluka.

Saya salut dengan kesabaran keluarga juga ketabahannya. Di balik rasa lelah berjuang terus berusaha berpikir positif. Saya mengapresiasikan hormat pada pihak kepolisian yang sudah menangkap sebagian pelaku, tentu kita menunggu kelanjutan cerita selanjutnya, akan ke mana pelaku utama berakhir.

Saya percaya, tak lama lagi pelaku bisa tertangkap di mana pun ia berada. Terlepas prosesnys sulit kita yakin, Allah  mudahkan. 

"Cukup Vina, jangan ada vina-vina lainnya," ujar ibunya almarhum berharap agar kasus ini tak lagi mandek. (***)

Pandeglang, 21 Mei 2024  10.15

Posting Komentar

0 Komentar