Tidur Larut Lagi

ilusrasi malam/pixabay.com

Lagi dan lagi saya tidur larut lagi. Seperti biasa, ada yang memarahi saya karena kebiasaan buruk ini. Bagaimana tidak marah, sampai jam 3 menjelang subuh mata belum juga terpejam, dan saya memaklumi kemarahan itu.

Ngapain saja malam-malam belum tidur? Pertama menulis, terus membaca buku dan terus membuka tulisan orang. Keterusan membuka status luar negeri. Lah begitulah, kadang jadi candu. Ujungnya tak tentu arah. Sepontong malam bergerilya ke dunia lain. Lain halnya dengan kesehatan, apa baik?

Hem, di sini letak dilemanya. Sisi lain ingin menghabiskan malam untuk berkunjung ke rekreasi literasi, di sisi lain ada harga yang ditaruhkan, kesehatannya. Pagi ya harus pagi, apalagi seorang muslim punya kewajiban iman, yakni subuh berjamaah. Bukan tak mungkin saat tidur kemalaman bisa tak tabung atau bangun dengan mata terasa perih.

Kendati pun aku punya alasan sendiri kenapa tidur malam, sebab siang rasanya penuh dengan aktifitas dan tak tersisa untuk menikmati hidangan di buku-buku yang ada. Di titik ini, simalakama, antara menikmati keindahan panoramanya buku dan memberi hak untuk tidur ke tubuh.

Dan pagi ini, aku ingin menulis saja, untuk seterusnya. Semangat pagi mayapada. (***)

Pandeglang, 12 Juni 2024   07.3

Posting Komentar

0 Komentar