Izinkan Saya Tidak Menulis Malam Ini


dokpri 


Malam ini saya tidak ingin menulis, soalnya mata saya sudah terasa panas. Badan saya panas. Pikiran saya tenang. Hati saya aman. Cuma saya seharusnya sudah bobo awal karena nanti dini malam tepatnya jam 2 kebagian tugas tilawah di rumah sohibul musibah. Seharusnya saya tidak menulis, bobo pulas.

Meski pun begitu, saya tetap ingin menulis karena terasa jiwa kurang plong. Meski badan sudah kenyang. Meski pikiran sudah fresh. Meski uang orang banyak. Meski pun makanan di restoran banyak, tetap saya pengen makan eh menulis, menulis seperti lalap atau kebutuhan yang tidak bisa tidak harus dilakukan.

Orang bilang saya menulis karena ingin dikenal. Ingin populer. Ingin disebut penulis. Ingin dihargai. Ingin manfaat ilmunya. Sejatinya, memang benar adanya. Siapa sih yang tak ingin itu semua. Saya juga manusia, wajar dong pengen itu semua. Walau saya anak emak, tetap manusia juga. Untuk itu saya menulis.

Mungkin dengan begitu, nama saya akan harum dan dikenal. Saya bisa mengoleksi buku yang super banyak. Akan ada perustakaan terbuka di rumah. Ruang diskusi terbuka. Untuk umum di kampung dan siapa yang punya semangat keilmuan.

Terkenal juga buat saya membuat lembaga atau gerakan terbuka untuk kesadaran literasi. Semakin banyak yang tahu dan mau berbuat maka semakin banyak orang yang tersadarkan, bahwa aktivitas menulis-membaca bukan milik yang beruang, karena 'beruang' hanya hewan sedangkan kita manusia, punya potensi untuk membuat peradaban.

Jadi malam ini, dengan dingin dan rintik hujan yang syahdu, saya masih terjaga untuk menulis, untuk menyatu bersama mimpi-mimpi saya. Tak peduli sejauh mana saya menunggu, saya percaya, semua ada waktunya. Untuk apa saja, untuk ke kamu misalnya ke sana atau untuk kita torehkan mimpi kita di kesucian tekad. Semua bisa terjadi.

Hari minggu pagi nanti, tepatnya di alun-alun, kawan di IBP ingin mendiskusikan soal acara literasi di pucuk Gunung Karang. Bakal hadir baik dari komunitas Serang juga pusat. Kabarnya, sudah ada sponsor Eager. Entahlah, saya masih menimbang-nimbang akan ikut atau engga. Soalnya di waktu itu mungkin sibuk di haul-nya bapak. Setahun sudah bapak pergi, rasanya begitu cepat.

Jadi malam ini, saya tidak ingin menulis, saya pengen bobo walau gak sama si manis. Terpenting bobo karena kalau ada manisnya maka harus jemput dulu orangnya agar halal. Nanti saja lah, biar lebih sabar karena sabar bagian kemelaratan berbuah madu.

Dermikian malam ini, saya tak ingin menulis karena saya ingin bobo. Untuk itu selamat malam bobo. Eh, selamat bobo malam. Aku pun ingin selamat bobonya di malam ini. Wallahu'alam. []

Pandeglang, 20 oktober 2024    23.17

Posting Komentar

0 Komentar