![]() |
Gambar hanya pemanis belaka. Sumber: pixabay.com |
Kamu itu wanita yang tidak aku temukan lewat bertapa. Kamu itu wanita, ya memang. Terus aku pun jatuh dan jadi cinta. Aku pun bertanya-tanya, kenapa bisa menjadi dalam dan mendalam, kamu menjawab, “mungkin karea sering di-mahabbahi.”
Kisah cinta kita bikin heran karena lahir bukan karena
pertemuan nyata justeru hanya di dunia maya. Dunia yang kata teman di maya
bilang, setiap di maya pasti menipu dan tiap tipuan lebih banyak di maya. Aku hanya
menjawab, “temanku si Maya gak menipu, hayo,” y aitu teman sekelasku dulu.
Aku tak terlalu percaya walau pun tak bisa menutup mata
banyak kasus penipuan dari dunia maya. Namun kita tak boleh menggenalisir kasus
di antara banyak tumpukkan kasus. Tiap tempat punya kemungikan baik pun buruk,
tidak bisa dipatenkan satu kasus.
Maksudnya apa? Maksudnya ialah kita tak boleh antipati
dengan dunia maya sebelum kita tahu lebih dalam terkaitnya. Misalnya kita
menuduh Maya tidak baik dan menipu, itu tak boleh. Selama kita belum melakukan
serangkaian penyelidikan secara kompherensif.
Mungkin kamu bertanya, apa itu komphrensif? Maka aku
jawab, aku juga belum tahu hanya main comot saja. Untuk itu, serangkain penyelidikan
menemukan kita pada fakta-fakta yang tak bisa terbantahkan. Misalnya, Maya kalau
makan pakai nasi tapi tak pakai lama. Maya minum tapi tak pakai gelas tapi air
putih saja.
Jawaban itu hasil penyimpulan tersebut.
Kita kembali pada awal paragraph di atas. Ketika aku
menemukamu di maya aku pun tak harus bertanya ke Maya, siapa kamu dan
seberapa baik kamu. Karena aku percaya, yang bisa menilai baik atau buruk
kamu itu malaikat penjagamu. Masalahnya adalah aku manusia bukan malaikat, aku
tidak punya akses bertanya pada malaikat.
0 Komentar
Menyapa Penulis