Kapan Terakhir Kamu Menangis Pas Baca Al-Qur'an?

tangkapan layar di Youtube.

 Selesai juga tugas lima hari sebagai imam tarawih, alhamdulillah.

Sudah selesai saja bersyukur, tinggal fokus pada hal lain. Kalau lima hari menjelang lebaran masih lama, ya, mending memikirkan apa yang bakal di isi di tengah bulan ramadan ini.

Kalau dulu, mengkhatamkan bacaan al-Qur'an sering jadi hal yang dikejar maka sekarang ada hal yang membuat sudut pandangku agar berbeda. Tentu saja, selain karena kesibukan juga karena motivasi lain.

Misalnya, kalau berkali-kali kamu khatam membaca kitab suci, apa yang kamu pahami isi kandungannya? Apakah selama ini pernah menangis pas membaca ayat suci atau justeru menangis histeris karena merenungkan kandungan isinya yang begitu dahsyat?

Sepanjang kamu hidup, berapa kali kamu merasakan keindahan ayat suci sampai merasa tersentuh? Kalau karena lagu sedih saja kamu sampai merasakan getaran sedih, maka kenapa atas ayat suci tidak pula kamu menangis?

Mungkin kamu beralasan, aku kan bukan kiai, santri pun orang paham agama, jadi wajar tidak pernah menangis?

Kamu juga bukan musisi, bukan pula seniman, kenapa menangis ketika mendengar lagu sedih? Tentu ini ada sebabnya. Pengen tahu kenapa? Karena kamu menyertakan hati dan pikiran pun saat merenungkan kandungan lagu tersebut.

Perasaan itu kamu olah karena lagu itu seolah relevan dengan jiwamu. Maka, ayat suci pun begitu. Seharusnya dan selayaknya begitu. Harus ada waktu kamu mendalami isi kandungan ayat suci dan kamu merasa tersentuh, syukur-syukur bisa menangis.

Misalnya ketika kamu membaca surat al-Lahab atau tabbat yada, bukan fokusmu pada bentuk lafadz nya terucap hasil dari hafalanmu tapi kamu, minimal tahu surat itu menceritakan apa dan tentang apa.

Kamu tahu siapa itu Abu Lahab. Kamu pun tahu sikapnya ke dakwah Nabi. Ada hubungan darah apa ia dengan Nabi. Ketika Allah mengutuk Abu Lahab lewat surat tersebut, tentu ada sebabnya. Ini yang perlu kamu kaji.

Tapi saya kan tidak bisa baca tafsir atau kitab gundul? Tapi kamu punya hape, di sana ada aplikasi al-Qur'an kok, ada terjemahnya dan ada pula tafsirnya. Kalau kamu malas, di sana ada google, tinggal ketik yang kamu inginkan.

Kalau masih malas juga, tinggal buka YouTube. Tinggal cari kajian yang kamu inginkan, dengarkan dan renungkan. Cari tentang tafsir dan penjelasan surat tersebut. Beres dan sederhana, kalau tidak mau dan paham juga, maka salahnya di kamu!

Kita itu kadang aneh, ingin dapat syafa'at al-Qur'an dan menjadikan imam dalam kehidupan kita, DIBACA TIDAK DAN DIRENUNGKAN ISINYA TIDAK PERNAH SAMA SEKALI. Kalau al-Qur,an bisa bicara, mungkin akan balik mengejek, "Kamu yakin gak sih cinta sama aku!"

Al-Qur'an bukan sekedar kitab baku yang tak punya nilai. Bukan pula zimat yang kamu simpan di rak-rak yang berdebu. Bukan pula kitab yang tak tersentuh tersimpan rapi di jendela yang usang tak terjamah pemiliknya.

Semakin besar kamu, semakin sibuk kamu, ia bukan lagi sahabat yang akrab. Maka, kalau kamu berharap syafat-nya nanti, sudah seberapa sering ia jadi wirid-mu dan menyatu dalam harimu? Kalau belum, renungkanlah sekarang! 

Sebelum nanti menyesal: ingin dapat rahmatnya tapi jauh dari aktivitas bersamanya. Wallahu'alam. (**)

Pandeglang, 15 Maret 2025  2.05 

Posting Komentar

0 Komentar