Waktu Terbuang

Ilustrasi Waktu Terbuang/Liputan6.com


 Hidup ada fasenya. Tak melulu menyedihkan. Tak melulu menyakitkan. Tak melulu menyenangkan. Tak melulu penuh kebahagiaan. Entah hidup aku, kamu atau mereka.

Ada cerita. Ada kisah. Menarik atau tidaknya, tergantung kita melihatnya.

Seperti ini, sekarang; ada banyak waktu terbuang. Terbuang untuk aktivitas, di lain sisi terkuras keinginan lain. Entah soal literasi, entah tentang meramu kata, atau mengejar mimpi yang tak kunjung cerah arahnya.

Kadang aku berpikir, apa maksud semua ini. apa yang aku bisa lakukan dengan semua ini. Semua seperti semu tapi pasti abu-abu. Mimpi, ah mimpi, apa di fase sekarang masih relevan mengutarakan mimpi itu.

Fase di mana usia tak lagi pantas ketawa dan mondar-mandir mencari jati diri. Usia di mana, tak pantas memikirkan, wangi bunga desa mungkin akan terasa sama dengan wangi purnama kota. Ah, dasarnya pun masih tetap ditanya dan perlu tanya.

Aku merasa sibuk.

Kalau sudah begini, maka harus ada yang dikorbankan dan ada yang harus ketat di jaga. Berjalannya waktu, kita harus tetap belajar. Belajar meminimalisir diri agar tetap jadi manusia. 

Ada banyak manusia yang sibuk, dan tak sedikit kehilangan identitas dirinya. Dirinya yang hangat, dirinya yang semangat dan dirinya yang punya karakter. Susah pastinya, namun siapa yang peduli dengan usaha kita agar tetap jadi "manusia biasa".

Ini mengingatkan aku dengan tulisannya Ustaz Felix, kata beliau: Kita tuh sering berpikir ke orang, "ah sekarang mah sudah sukses, sombong."

"sombong gimana?"

"Jarang ketemu dan bisa berbincang lagi."

"Biasanya emang gimana?"

"Biasanya mah, on the way!"

Pas kita mengalami "kesibukan" itu, baru tahu rasanya jadi orang yang tak punya waktu banyak macam dulu. Betapa kita bukan tak ingin jadi seperti dulu, tapi aka skala proritas yang harus kita dahulukan.

Kita harus memilih, karena itu yang bisa dilakukan. Lelah? Pastinya. Namun akan terasa ringan saat kita mampu mengelolanya dengan baik. 

Kenapa kita bisa berpikir macam di atas?

Karena kita belum tahu dan merasa seperti apa menjadi orang yang punya kesibukan. Mungkin kita bertanya, "sibuk apa, orang tiap hari duduk saja. Orang tiap hari gak ke mana-mana?"

Sibuk itu jangan dimaknai secara harfiah. Sibuk itu bukan berarti berpindah ke sana kemari dalam satu waktu. Keluar masuk rumah tak tentu waktu. Tidak salah memang, namun ada satu keadaaan di mana sibuk itu waktumu tersita dan kamu tak ke mana-mana. (***)

Pandeglang, 21 Juni 2025  14.56

Posting Komentar

0 Komentar