Babak Akhir Tugas Panitia Maulid 2025

suasana bubarnya jama'ah maulid. (dokpri)

Minggu depan, insya Allah akan dilangsungkan musyawarah soal laporan pemasukan dan pengeluaraan untuk acara maulid nabi 2025 di kampung kami. Selain itu pembubaran sekaligus dibentuk panitia baru. Bisa dikatakan, biaya menelan lebih dari 39 juta dengan alokasi dana yang terkumpul dari warga dan para donatur lebih dari 40 juta itu bukan tugas kaleng-kaleng.

Jumlah itu tentu saja harus dibagi ke berbagai pos yang sudah direncanakan panitia. Baik untuk penceramah, qori dan tektek bengek demi lancarnya acara. Besek dari warga pun panitia sendiri terkumpul lebih dari 3.000 ditambah ember+hancengan kurang lebih 1.000 buah. Total ada 4.000 berkat-nya. Jumlah itu akhirnya disebar pada jam’ah. Memang ada beberapa yang tak terbagi atau mendapatkan jatah.

Ada laporan dari panitia di lapangan, ada jama’ah tidak kebagian jumlahnya pun cukup banyak. Dari evaluasi sebagian panitia itu dimaklumi karena serbuan jamaah yang lumayan bak lautan manusia, juga kebijakan baru kurang tersosaliasi kepada panitia lapangan.

Rencana ketua menjelang satu hari sebelum acara, harusnya hari sabtu gagal terealisasi dengan baik. Akhirnya, apa yang kami takutkan dan prediksi pun terjadi. Di sini tentu saja tidak mencari siapa yang salah dan perlu disalahkan.

Kita perlu belajar dari kekurangan itu untuk diperbaiki dan disempurnakan nantinya. Sebagai orang yang menemani ketua tentu saja aku paham dan melihat titik masalahnya di mana dan seperti apa rintangan yang dihadapi. Kami pun mendengar suara yang kurang enak di hati.

Tapi itu bukan masalah besar. Sedari awal kami punya tekad ingin belajar. Namanya belajar kalau salah, wajar; kalau pun bagus maka itu sebuah anugerah. Soal dokumentasi acara yang nantinya akan dibuat mading di tembok masjid pun gagal terealiasasi. Si Pras sampai terang-terangan bilang, apa sih bangganya acara meriah kalau tak ada dokumentasi pas acara?

Tanpa dia tahu sebenarnya sudah kami rencankan, tapi karena ada hal di luar rencana luput dari perhatian. Belum lagi, dia ke mana kok tak jua aku temui untuk jadi tim doumentasi. “Padahal mah di urang loba, kuanon nyokot di luar,” katanya begitu.

Aku jelaskan, di malam sabtu sebelum hari H rencananya akan dibentuk beberapa seksi untuk koordinator acara. Baik koordinator acara, dokumentasi, keamanan sampai kordinator pembagian acara. Artinya, kami sudah diskusi cukup intens soal ini dan siapa saja nama yang bakal kami tunjuk. Itu sudah matang.

Niat kami untuk  meminimalisir konflik juga saling tunjuk tugas. Karena maulid ini acara semua, artinya semua harus bekerja dan bergotong royong. Yang terlihat justeru hanya kordinator dekorasi dan acara terlihat aktif, meski pun hanya kordinator acara, pembagian amplop, penunggu besek yang secara terbuka kami meminta bantuannya selain itu alamiah saja bergerak.

Ya sudahlah, tidak ada yang sempurna. Ini momen aku untuk belajar dan merenung soal amanah. Semoga panitia pelaksana baru nanti bisa lebih baik, lebih amanah dan sukses lagi menampung aspirasi warga agar lebih baik lagi. Acaranya lebih meriah dan berkesan untuk penikamatan iman pastinya. Wallahu’alam. (***)

Pandeglang, 22 September 2025  22.49

Posting Komentar

2 Komentar

Menyapa Penulis