Ini Rasul Ulul Azmi dan 4 poin yang Wajib Kamu Teladani Darinya, Buruan Baca!


Ilustrasi Gambar Ulul Azmi
Ilustrasi Gelar Ulul Azmi (Orami)

Ulul menurut lughot berarti memiiki dan Azmi berarti kesungguhan hati.

Secara istilah kita bisa mengartikan ulul azmi yakni lima nabi dan rasul yang menghadapi ujian dakwah yang amat berat, dan nyaris di luar sisi kemanusiaaan. Namun kelimanya, berhasil tetap teguh lagi konsisten dengan medan juangnya.

Lima rasul itu: Nabi Muhammad saw, nabi Nuh as, nabi Ibrahim as, nabi Musa as dan nabi Isa as. Sebagaimana Allah kabarkan di surat Al-ahzab, yaitu:

"Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu (Muhammad), dari Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa putera Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh." (Q.S. Al-Ahzab ayat 7).

Imam Ibnu Katsir dalam tafsir-nya menjelaskan, dalam ayat ini Allah menyebutkan nabi pertengahan, nabi permulaan, dan nabi penutup secara tertib.

Tetapi ada istimewa, secara tersirat di ayat ini Allah menempatkkan nabi Muhammad di urutan awal, padahal nabi yang terakhir diutus. Ini, kata ulama, sebagai bentuk kemuliaan beliau.

Baca Juga : 4 Orang yang Pertama Kali di hisab

Sebagaimana yang diriwayatkan oeh abu Hurairah, nabi Saw. mengomentari ayat ini dengan berkata: 

"Aku adalah nabi yang mula-mula diciptakan dan nabi yang paling terakhir dibangkitkan ( dilahirkan di alam wujud). Karena itu, maka Allah menyebutku di permukaan sebelum mereka."

Artinya, sekalipun nabi terakhir diutus hakikatnya yang pertama Allah diciptakan. Wasilah diterimanya taubat nabi Adam, nenek moyangnya manusia sejagat, karena dalam doa menyebut nama nabi saw. 

Lantas, apa dan bagaimana yang bisa kita ambil hikmah dari  lima nabi bergelar Ulu Azmi itu?

Sedikitnya, ada 4 poin bisa kita tarik ibrah yang relevan di segala masa, yaitu:

1). Sabar

Sabar itu bertahan. Sabar itu hanya pada pukulan pertama, begitu sabda nabi. Maksudnya, saat kita terus diuji dan sabar, sejatinya hanya di awal saja.

Selebihnya, sabar itu tidak ada. Karena awal itu berat, patokan utama sedangkan seterusnya akan ringan terasa.

"Sabar itu ada batasnya," begitu kata sementara orang.

Benarkah itu? 

Menurut Gus Dur, kalau sabar itu ada batasnya, maka itu bukan sabar. Singkatnya, orang itu belum bisa disebut sabar dan memahami makna sabar itu apa.

Sebab, kalau kita melihat ujian yang di alami nabi Saw. itu menyikapi dengan luar biasa sabarnya.

Bahkan, tidak menaruh kebenciaan dengan mereka yang membencinya. Benteng sabar amat kuat melekat di sikapnya. Tanpa batas, realitas, dan amat kontras.

2). Tak Lelah Berjuang

"Hidup itu perjuangan dan pengorbanan," kata Imam Ahmad. Lanjutnya, "dan perjuangan seorang 'hamba' itu tak berhenti sampai ia berada di pintu surga."

Itulah kenapa, dari banyaknya jumah nabi dan rasul hanya lima rasul itu yaang terpilih serta mendapat gelar Ulul Azmi.

Tak lain, tersimpan pesan betapa resiko yang ditanggungnya luar biasa, maka Allah Yang Maha Baik memberi apresiasi akan dedikasi tersebut.

Hal ini bisa kita lihat pula dari sabarnya para aktivis dakwah, aktivis kemanusiaan, dan mereka yang peduli pada moralitas dunia. Intrik, teror, penjara, sampai nyawa menjadi taruhan sikapnya.

Namun, itu tidak membuat mereka jera- terpuruk karena dasarnya memahami arti sebuah perjuangan. Kepercayaaan diri dan optimis telah tumbuh di jiwanya.

3). Iman Kokoh dan Strategi Jitu

Fase yang nabi Ibrahim hadapi dalam dakwahnya  tidak mudah. Betapa beliau harus menghadapi dengan ayahnya yang kafir, melawan tirani nan otoriter, di sisi lain kecamuk pencarian  atas pertanyaan tentang Tuhan dalam jiwanya.

Klimaks-nya saat rezim Namrudz laknatulah itu membakar jasad suci khalillulah, kita bisa bayangkan tanpa iman dan strategi jitu, mungkin semua akan sia-sia.

Ujian nabi Nuh as. pun tidak mudah saat  Kan'an anaknya memilih kafir dan ratusan tahun berdakwah, hanya segelintir orang yang kenan dengan risalahnya. Belum caci dan cemooh.

Fase nabi Muhammad saw. diboikot oleh kafir Qurais pun bukan hal sepele, betapa sektor pangan, ekonomi dan pergaulan sosial di-embargo.Banyak sahabat kelaparan dan menderita karenanya.

Ada riwayat menyebutkan sahabat Saad bin Abi Waqqash harus memkan kulit hewan yang terkena kencing di malam buta.

Tak lama, nabi harus tabah kehilangan istri tercinta ummul mukminin Saydatina Khadijah radiallahu'anha dan paman tercintanya. Maka tahun itu, disebut Ammul khuzni atau tahun kesedihan.

Dan nabi, tetap optimis, pastinya paham arti sebuah perjuangan. Iman kokoh dengan strategi juang  telah membuatnya tidak menyerah.

4). Tidak Mudah Putus Asa

"Laa taqnatu mirrohmatillah," kata Allah, "illad dhaallun." Artinya,  tidak ada yang putus asa dengan rahmat Alllah, terkecuali mereka yang tersesat.

Pribadi Ulul Azmi itu mereka yang punya mental pejuang, tak mudah menyerah. Bukan mental kerupuk rasa tempe yang lembek! 

Selalu ada asa di tengah belitan rasa ingin menyerah. Tetap melangkah tak peduli duri menancap di ujung usaha, semakin tajam rintangan semakin kencang melangkah.  

Dari kelima ujian itu, purnamanya; kata Ulama berpendapat bahwa ujian yang dihadapi nabi itu lebih dahsyat dan luar biasa ialah ujian nabi Muhammad saw.

Itulah kenapa nabi langsung Allah tahbiskan sebagai teladan utama yang dipuji ayat Al-Qur'an, "inna laa'ala khuluqin adzim."

Pantas dan sepatutnya kita sebagai ummat-nya bangga serta mampu menggali riwayat hidupnya untuk kita terapkan dalam praktik sehari-hari.

Jangan sampai kita mengaku cinta, tetapi cinta itu tidak memilki bukti. Kita berharap mendapat syafaat udzma-nya, tetapi setengah hati mengikuti risalah yang di emban-nya.

Inilah sekelumit pesan "rasul pilihan" dalam dalam langah-jejaknya. Iman itu percaya, sedangkan percaya tanpa tahu (baca: imu) itu kamuflse belaka. 

Mari kita terapkan 4 poin di atas, semoga kita masuk ke dalam golongan beruntung nantinya. Walahu 'alam. [Disarikan dari berbagai sumber]

Pandeglang, 30 Januari 2022

Posting Komentar

0 Komentar