Peristiwa di Senin Pagi

Ilustrasi dua sejoli (Viva)

Setiap subuh di hari senin, ada potret yang sering saya saksikan, yakni tentang pasangn muda di subuh hari.

Si suami hendak berangkat kerja dan si isteri membantu suaminya mengeluarkan kendaraan. Hampir setiap minggu laku itu terus dilakukan.

Saya jadi penonton setia. Entah kalau itu reality show, mungkin akan dapat dorpreise. Sayangnya, bukan. Itu rutinitas mingguan, kan kerja. 

Tak hanya pasangan itu, mereka yang kerja di "kota" sering saya saksikan, cuma tak seromantis itu. Itu kesn saya loh. Tontonan gratis tersebut tayang menjelang kaki melangah menuju panggilan adzan di masjid.


Saya akan ke masjid dan dia akan pergi kerja. Dua hal beda, walau mirip. Sama keduanya akan berjuang.

Ada lintasan tanya di kepala,

"Gimana ya, kalau saya ada di posisi itu?"

"Mereka 'wajib' bangun pagi, ah saya orang yang pemalas?"

"Apa nanti saya pun demikian? Asyik kayaknya, ya?"

Lintasan itu menyibukkkan pikiran  saya padahal beberapa langkah lagi akan ke masjid. Tanya  dan segala keluh pun menguap; apa bahaga itu hanya kesan dan kata orang?

***
Tidak sekalipun saya iri apalagi membenci dengan paradoks keadaan saya dan dia. Yang menjadi pikiran saya ialah, mempertanyakan kualitas diri sekiranya ada di sikon demikian.

Mood saya acapkali berubah-rubah. Kalau ingin pergi ya berangkat pagi, kalau lagi malas yang berangkat semacam pegawai negeri. Semau gue!

Karena kebiasaan itu, emak sering marah-marah. Semarahnya ema pasti ada batasnya. Mau gimna, wong itu anak yang lahir dari rahimnya, sulit bersikap 'amat keras'.

Dari hal itu, saya menyadari bahwa sikap buruk itu tak layak diperthankan, dengan alasan apapun.

***

Untuk itu teman-teman, perlu sekali-kali kita membandingkan diri kita dengan orang lain sebagai wujud intropeksi diri.

Diri kita sudah banyak kekurangan plus kesalahan, maka tak usah malu mengakui. Tak usah ragu mengoreksi. Kalau kita tak sekuat orang lain, akui! Tapi ingat, perbaiki. Bukan rela terus mengalah. Gimana, paham? []  
 

Posting Komentar

0 Komentar