Kabar Tentang Jasad Utuh di Cilegon

Publik kembali digegerkan dengan ditemukannya lebih dari 150 jasad yang masih utuh di Cilegon, Banten. Jasad yang lama terpendam di perut bumi itu atas izin Allah masih serupa seperti adakalanya.

Penggalian kubur itu sendiri dari info yang ada karena lokasi kuburan itu berada di tanah kepemilikan PT Chandra Asuh. Atas kesepakatan bersama akan direlokasi ke Kampung Cilodan, Desa Grogol, Kecamatan Anyer Cilegon.

Dari pengakuan warga setempat terkait utuhnya jasad itu bisa jadi karena lingkungan di sana santri,  bahkan ada yang bilang pernah ada pondok pesantren. Singkatnya, rata-rata masyarakatnya taat pada aturan Allah. Maka Allah menunjukkan kuasaNya.

Ada yang menarik saat melansir dari tulisan Ustaz Wandi di situs Hidayatullah, beliau memaparkan pendapat ulama di antaranya dari Dr. Abdul Hamīd Qudhāh dalam al-Mikrūbāt wa Karāmatu as-Syuhadā’ menjelaskan dengan baik dimana ia berkata: Sebab jasad seseorang tidak dimakan oleh serangga sehingga tidak mengalami pembusukan ialah karena Allah swt memuliakan jasad tersebut. Allah swt memuliakannya karena di dalam dada mereka terdapat kalam-Nya yang suci.

Rasulullah ﷺ bersabda:

عَنْ جَابِرَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا مَاتَ حَامِلُ القُرْآنِ أَوْحَى اللَّهُ إِلىَ الأَرْضِ لِأَكْلِ لَحْمِهِ قَالَ فَتَقُوْلُ الأَرْضُ وَكَيْفَ آكِلُ لَحْمَهُ وَكَلاَمَكَ فِي جَوْفِهِ.

“Artinya:  Dari Jabir bin Abdullah berkata, Rasulullah ﷺ bersabda: Apabila penghafal al-Qur’an meninggal maka Allah berfirman kepada bumi, wahai bumi janganlah engkau memakan jasad orang ini (para penghafal al-Qur’an), lalu bumi itu berkata: Wahai Tuhan, bagaimana aku memakan jasadnya sementara kalammu ada di dalam kerongkongannya.” (Ibnu Asakir).

Ibnu Rajab al-Hanbali (w 795 H) dalam Syarhu as-Shudūr bi Syarhi Hāli al-Mautā wa al-Kubūr berkata: Qotadah berkata: Telah sampai kepadaku berita bahwa orang yang tidak melakukan kesalahan jasadnya tidak dimakan tanah. Dan ini lah pendapat sebagian ulama, kata imam al-Lāqqānī dalam Umdatul Murīd li Jauharati at-Tauhīd.

Dalam riwayat lain dituturkan bahwa ada orang-orang telah lama wafat jasadnya tidak mengalami perubahan sedikit pun selain jenggotnya yang menyentuh tanah.

Rasulullah ﷺ bersabda:

عَنْ جَابِرٍ قَالَ دُفِنَ مَعَ أَبِي رَجُلٌ فَكَانَ فِي نَفْسِي مِنْ ذَلِكَ حَاجَةٌ فَأَخْرَجْتُهُ بَعْدَ سِتَّةِ أَشْهُرٍ فَمَا أَنْكَرْتُ مِنْهُ شَيْئًا إِلَّا شُعَيْرَاتٍ كُنَّ فِي لِحْيَتِهِ مِمَّا يَلِي الْأَرْضَ

“Artinya:  Dan [Jabir] ia berkata; terdapat seorang laki-laki yang di kubur bersama ayahku. Dan dalam hatiku terdapat keinginan untuk mengeluarkannya. Kemudian setelah enam bulan aku keluarkan jasad ayahku, dan aku tidak mendapati perubahan sedikitpun darinya selain beberapa rambut yang ada di jenggotnya dan menyentuh tanah.” (HR:  Abu Daud).

Badruddīn al-‘Ainī(w 855 H) dalam Umdatul Qārī Syarhu Shahīhi al-Bukhārī berkata: Ayah Jabir adalah orang yang merelakan jiwanya melayang di medan jihad. Artinya ayah Jabir ini meninggal sebagai syuhada.

Abdullah al-‘Azzām dalam Ayātullah fi Jihād al-Afghān berkata: Di antara tanda cinta Allah swt kepada para syuhada ialah jasadnya dijaga sampai hari kiamat.

Dari pemaparan ini kita bisa ambil hikmah kuasa Allah itu nyata. Siapa yang taat Allah beri anugerah, tidak hanya ruhnya bahkan jasadnya dijaga agar diharamkan disentuh oleh hewan melata manapun. masya Allah, tidakkah kita tersentuh? (***).

Pandeglang, 23.9.22

Posting Komentar

0 Komentar