Puasa ke-25

 
Begitu cepat waktu berlari. Tak menyisakan kita untuk rehat. Meski sejenak. Tidak apa. Yang penting ada energi baru. 

Seperti minggu kemarin aku shalat tarawih di Masjid dekat klinik Ar-rahman, Baros-Serang. Imamnya agak sepuh, bacaannya fasih hanya saja suaranya kurang terdengar. Jama'ah-nya tidak banyak tapi agak kocak. Gimana tidak kocak, imam saja diledek. Terus sesekali ditertawakan. Terasa keakraban. Padahal aku orang asing di sana, baru singgah pula.

Tak terasa ya, itu Minggu kemarin sewaktu dapat tugas dari relawan Rumah Dunia. Pulang dari Hegar Alam sekitar jam 18.40 WIB. Tadinya mau taraweh di Masjid sana, entah kenapa jiwaku menggebu ingin pulang. Sewaktu pulang aku celengak-celinguk mencari Masjid mana yang sekiranya buat nyaman.

Bodong satu hari saja taraweh berjamaah rasanya seperti kehilangan sesuatu. Alhamdulillah atas rahmat Allah, belum kebobolan. Semoga ya. Full sampai ending. Bukan soal pahalanya saja, mungkin lebih kepada kenyamanan diri.

"Orang Minang itu Yu," Haji Mul bercerita saat kami satu kendaraan menuju undangan pernikahan seseorang. Lanjutnya, "Mereka pantang pulang sebelum mapan. Aku ingatlah, hati-hati mengorek sejarah kelam. Takut salah paham.

Ada yang lima, sepuluh bahkan lebih tidak pulang. Mung budak urang, mah, ges dikitah balik ku emakna (kalau orang kita, pokoknya sudah disuruh pulang sama Emaknya)," dengan mimik tertawa. Kami pun tertawa.

"Gimana kalau mau di sana terus kita gak mau kehilangan aurod pas di sini," memotong pembicaraan.

"Wah, itu sih, sulit!"

Kata sulit itu memberatkan jiwaku. Sudahlah, tidak semua harus sukses sama dengan orang lain. Beda kadang harus. Betapa banyak kita mencaci kemiskinan dan memuji kekayaan, padahal kaya tanpa miskin itu tiada guna. Hati-hati biasa saja itu tanda kiamat memang sudah amat dekat. Ciri kiamat itu sendiri banyak orang kaya dan sulit cari orang miskin. 

Artinya, tidak semua miskin itu masalah. Begitupula cantik-jelek; pintar-bodoh, dan pemalas juga petarung. Semuanya konsekwensinya. Tianggal kita mau memilih, mau di mana dan seperti apa.

Tinggal beberapa hari lagi Hari Raya. Beruntunglah mereka yang berkualitas ibadah dan puasanya. Semata-mata karena Allah. Waktu cepat melesat, mari kita terjaga untuk memperbanyak taat. Semampu kita. (***)

Pandeglang | 16 April 2023   23.23

Posting Komentar

0 Komentar