![]() |
Sepenggal kisah seseorang tentang rasa cinta itu. (Sumber pribadi) |
Orang bilang cinta itu buta. Buta dalam artian lepas dan boleh tak terkontrol. Melakukan banyak hal atas nama "cinta buta" ya fine aja. Yang heran, apa iya semua cinta itu buta?
Kalau buta, kok yang cantik dan ganteng yang kerap kali jadi omongan bahkan incaran di sekitar kita. Buta seperti apa kalau yang dicari yang selalu yang sempurna? Emang cinta tidak memandang?
Barangkali ada yang salah kita memahami kata buta itu? Maaf, buta itu bukannya tidak mampu melihat. Artinya, omong kosong dengan ukuran, kriteria yang kita buat. Orang tua selalu bilang kalau ingin mencintai--arahnya serius maka harus melihat babat, bebet, dan bobot-nya.
Untuk itu, penting memahami cinta itu apa adanya. Cinta memang anugerah harus kita syukuri adanya. Tapi tunggu dulu, di atas perasaan ada akal juga. Saat kita mencintai seseorang harus bisa memilah, apakah itu baik untuk kita atau justeru sebaliknya hanya menjerumuskan kita pada kecemasan diri.
Kenyataannya, seperti kita lihat Raffi Ahmad saat memilih Teh Nagita, pasti ada sesuatu hal yang dilihatnya sehingga menjadi pertimbangannya. Apa itu? Silakan konfirmasi ke bersangkutan. Sedikitnya kita tahu, mungkin karena cantiknya juga karena sikapnya yang buat nyaman.
Begipula saat aku memilih kamu, ada hal yang dilihat sehingga itu memberi pertimbangan, bukan sekedar pandangan buta belaka. Bukan apa-apa, istilah cinta buta sering dijadikan dalih membenarkan perilaku yang tidak baik. Misalnya kumpul kebo.
Kita tahu kumpul kebo tidak hanya diharamkan secara hukum agama, secara moral pun seringkali meruntuhkan tatanan kehidupan. Kasus Revenge Porn yang menggegerkan warga Banten yang pelakunya mahasiswa asal Pandeglang. Muda, ganteng, dan penuh mimpi. Entah kenapa demi cinta buta gelap masa depannya, suram mimpinya.
Di kampung aku sendiri terciduk remaja puteri "kuda-kudaan" dengan pacarnya sehingga membuahkan hasil di rahimnya. Tak lama dinikahkan oleh warga setempat, padahal baru kemarin lulus SMP. Tidak hanya itu, remaja putera pun yang baru lulus SMA terciduk membuahi anak orang, dari info yang akan segera dinikahkan oleh keluarganya.
Kalau kita tanya keduanya, apa alasannya melakukan hubungan itu? Pasti karena cinta. Yaps, cinta itu buta apa saja boleh dilanggar. Terkadang orang tua pun anteng membiarkan anaknya "main cinta" seolah itu biasa walau gayanya macam suami isteri. Pas terjadi tragedi, bubur siapa yang bisa jadi nasi?
Untuk itu, penting memahami cinta itu apa adanya. Cinta memang anugerah harus kita syukuri adanya. Tapi tunggu dulu, di atas perasaan ada akal juga. Saat kita mencintai seseorang harus bisa memilah, apakah itu baik untuk kita atau justeru sebaliknya hanya menjerumuskan kita pada kecemasan diri.
Apa itu cukup? Tidak juga, di atas akal kita punya iman. Iman ini yang menuntun kita pada rasa malu. Itulah kenapa nabi mengatakan 'alhayawatu minal iman', malu itu setengah dari iman. Cinta yang berbalut iman ini yang menuntun kita pada fitrah. Cinta yang menuntun pada rasa takut dan batas; sikap mana yang boleh dan siapa yang layak kita perjuangkan.
Seharusnya, istilah "cinta buta" sudah tidak layak lagi digunakan karena melihat tingkat pendidikan yang tidak serepot dulu. Kini program wajib belajar 9 tahun mempermudah kita berfikir kritis, mampu membedakan. Barangkali yang buta bukan cinta itu tetapi kita saja yang buta hatinya, kering imannya dan akalnya jarang digunakan merenungkan hakikat hidup ini untuk apa.
Sebab, kalau cinta itu buta, kenapa Allah membuka 113 surat di awali dengan kata cinta? Bukankah basmalah itu berisi "Maha Kasih dan Penyayang" yang luasnya melebihi seluas bumi dan langit, itu tanda cinta. Tidak hanya itu, bukti cinta Allah menyediakan surga untuk hamba-Nya yang rajin bertaubat dan ikhlas taat pada-Nya, apa itu cinta tetap buta? Mari berpikir realistis! (**)
Pandeglang, 19 Juli 2023. 16.23
2 Komentar
Hmmm penulis bisa aja,ya jelas raffi pilih nagita ...nagita itu orang tajir melintir ,good looking jg
BalasHapusSebenarnya bukan cinta yg buta ,tp logika dan perasaan blm sinkron...
Nah itu artinya, tidak ada cinta buta, yang ada adalah logika dan perasan belum di sinkron kan dengan iman. Teh Nagita hanya hanya contoh sederhana
HapusTerima kasih selalu hadir pembaca baik.
Menyapa Penulis