"Kok, belum tidur ayang?"
"Belum mengantuk."
"Sudah malam loh, tidur gih!"
"Gak mau, lagi mikir dulu."
"Mikir apa?"
"Mikirin apa?"
"Mikirin kamu."
"Yee. Bisa, aja."
"Gak boleh senyum, udah malam!"
"ihh, sejak kapan ada larangan?!"
"Sejak ada aku di hatimu. Haha."
"Apaan sih Ayang, udah malam ini."
"Atuh, makanya tidur, tadi yang nyuruh tidur siapa?"
"Ya, atuh, gimana ayang mah ihh?"
"Belum ngantuk kan?"
"He'em."
"Rindu ya?"
"Banget mah!"
"Terus maunya apa?"
"Halalkan!"
"Belum dapat bantuan dana dari pemerintah!"
"Ihh, kok gitu jawabnya?"
"Biar viral terus dibaca pak Jokowi, nanti mudah nikahi kamu. Hihi."
"Yee, apaan, gak mau. Pengen hasil kerja keras Ayang saja."
"Tapi lama itu Ayang?"
"Gak apa lama, asal halal dan mau serius dengan komitmen."
"Kalau didahului laki-laki lain?"
"Kita bicarakan baik-baik."
"Kalau aa gak mau?"
"Ade teror aa dengan doa!"
"Radikal dong? Teroris dong?"
"Gak apa, asal teroris cinta dan radikalis romantis."
"Ceileh, bahasanya, niru di mana?"
"Separuh mikir dan separuh dapat ambil dari ustaz Felix."
"Ya udah, tidur Ayang."
"Yee, tadi siapa yang mengingatkan, kok terbalik?"
"Cinta memang sering buat terbalik Ayang, si pintar jadi bodoh dan si pemalu jadi orang pemberani."
"Dede pengen gitu."
"Gitu apa?"
"Kamu halal di sini. Hihi."
"Ciye, yang rindu!"
"Ciye, yang sangat rindu!"
"Sebelum off, nulis dua bait puisi dong?"
"Yee, siapa yang suka nulis?"
"Oke deh, aa duluan, nanti sambung ya?"
"Oke, komandan manisku!"
***
MANISKU
aku ingin menitip rasa pada penjual paket,
biar aku bungkus dan kemas,
untuk kamu yang gemas.
Ada sih, cemas.
jangan nanti dia buka, lantas baca isinya,
takut nanti ada gejala di dadanya.
manisku, aku rindu.
pada siapa kutitip.
bukan pada purnama,
pada seuntai doa di setiap sujudku
berharap mengetuk pintu langit.
: Gusti, aku cinta dia.
Pandeglang, 11/8/23 23.02
***
KOMANDAN
tubuhnya tidak sekeras gatot kaca, rahangnya biasa,
aku tahu itu.
boleh alu cinta ke dia?
seulas senyuman itu buat hariku berseri,
meski hanya di hape
ia lebih manis dari segelas teh pagi
ia lebih nikmat dari semangkuk baso
ia lebih dari sekedar nama,
spesial di hati.
Bu, aku ingin memeluk nya.
Pak, aku ingin ada di sampingnya, memegang tangannya.
Berjalan bersama menjalani takdir.
Ibu Nyai, aku ingin bersimpuh di kecupan halalnya
biar rembulan malu,
aku lebih manis darinya.
waktu kadang buat luka
jarak buatku jengkel luar biasa
terlalu lama aku terbakar
rindu tiada henti.
aku yakin pada cahaya Fajar,
itu semangat hari.esok, aku ingin kamu di sini
memeluk pagi dengan senyummu
Nyata tanpa kata-kata.
Tanah merah, 11 Agustus 2023 23.1
1 Komentar
masyaa Allah,knp panggilannya hrs AA dan ayang ? itu kan panggilan kesayangan dia sm akooo
BalasHapusMenyapa Penulis