Si Hawa Nafsu Ngobrol




Di pagi yang tidak buta, ada tamu tak diudang ke rumahku. Siapa tuh? Hawa nafsu. Ih, ngapain nih anak nyasar ke sini. Ngajak ngobrol pula. Untuk lebih lengkapnya, silahkan baca.

Aku: Hay nafsu, apa kabar?

Hawa Nafsu : Sehat, dong.

A : Aikh, pakai dong segala.

h.n: Terserah dong, gimana aku saja.Wong, ini tentang diriku.

A: Waduh, langsung tancap gas. Emosional juga kamu haw?

h.n: Ada apa dengan haw? Panggil saja yang lengkap hawa nafsu. Gak usah sok akrab! Aku katamu emosional, ya iyalah, bukankah selama ini kami selalu dijadikan kambing hitam atas kemunafikan manusia? 

A : (Sebenarnya agak takut juga dengan respon si hawa. Di awal saja begini apalagi nantinya) Oke lah, maaf kalau ada kata-kata saya yang menyinggung. Btw, apa yang akan kita bicarakan?

h.a: Loh, kok situ tanya saya, sehat? Siapa yang punya blog ini? Katakan obrolan ini viral, siapa yang diuntungkan, heh? Jangan sok polos, manusia! Aku tahu siaoa kamu.

A: Loh, kok ngamuk begini wa? kenapa, lapar apa haus?

H.a: Gitu dong peka. Haus nih, sudah seribu tahun ga minum-minum. 

A: Aih. Haha. Bentar, bentar, aku ambilkan. Mau air apa?

h.a: Air sisa kekecewaan aja. Jangan pakai asin, kasih manisnya sedikit ya.

A : Hah?! Serius nih, ya?

h.a : Serius lah, lu kira apa? Sorry ya, aku gak level minum macam ummat manusia. Berabad-abad aku yang disalahkan, sedangkan kalian melakukan apa. Pantas dong aku jengkel?

A: (Aku cepat berlari ke dapur mengambil apa yang dia mau, membawa air apa aja yang tersedia di sana. Kebetulan ada air sisa nyuci piring. Rasain!) Nih, monggo di minum!

h.a : Wuih, tenkyu. ( Segera ia minum). Segar sekali, rasanya nano-nano gini. Ya sudah. Gini Naf, sebenarnya aku datang ke sini gak mau, tapi karena undangan kamu terus datang, maka aku kasihan ke kamu. Pertam, kamu jomblo ya, jadi aku tahu kebisaan jomblo seperti apa. Kedua, blog-mu cuma banyak tulisan tapi belum adsense pun pembaca tetap yang sedikit. Jadi, aku tahu seperti miskinnya kamu. Ketiga, sengaja ke sini itung-itung sedekah, aku kan makhluk terkenal. Banyak orang membicarakan aku tapi gak tahu rupa aku seprti apa. (Ceileh nih bocah, bangga dan narsis banget. Hikh!

A : Masya Allah, untung kamu gak berwujud kalau sekiranya bentuknya macam bakso, udah habis kau! Haha. Tapi bentar, aku setuju dengan poin yang kamu katakan, emang benar sih. Hehe. Tapi soal, diundang? Siapa yang ngundangmu datang ke sini?

h.n: Halah nih bocah mau melawak. Haha. Heh, lu yang undang gua ke sini?!

A : (Heran dong aku. kapan pula ngundang makhluk begini. Sebagai laki-laki baik dan suka bakso tentu aku harus tegas) Kapan hey, kentut bau?

h.n : Tiap hari email lu masuk ke gua. Coba lu lihat?

A: ( Aku melihat di sana, dan pembaca sekalian betapa jengkelnya aku) Heh, hawa and fren, itu di sana namanya bukan aku, tapi Markonah! Loh, kok jauh amat ke nama aku! Bisa baca ga sih!

h.a: Iya, kah? Haduh, soory, emang aku gak bisa baca sih. Hehe. 

A: Terus, gimana masalah kita! Aku merasa terhina dengan pernyataan kamu. Sebagaimana UU ITE yang berlaku, maka aku ingin mengurusnya agar kamu bisa bobo manis di hotel prodeo. Paham?

h.n: Ihh, jangan! Damai ya, kasep, baik dan kalem. Aku ngaku salah.

A: Halah, sekarang muji, tadi lain lagi. Oke, aku maafkan kamu, tapi ada syaratnya.

h.n: Apa itu?

A: Wajib traktir aku makan bakso sebulan sama cium tanganku bolak balik juga. Wajib di posting di media sosialmu. Paham!

h.n: Waduh, mampus gua. Gua lagi bokek, terus di medsos share pula.

A: Mau gak?

h.n : Ya udah deh. Nanti aku mau ke pak RT dulu.

A: Mau apa?

h.n: Daftar minta bantuan bansos.

A: Haduh. Hehe.
____
Pandeglang, 11 Maret 2024   18.20

Posting Komentar

0 Komentar