Bayangan

 

Sumber: Pixabay.com

Kamu di antara tulisanku... seperti bayangan. Tetap saja menyatu meski berkali-kali menyangkal akan ada dan hadirnya. Bagi setengah jiwaku, kamu memang ada tapi diragukan adanya.

Kamu, dengan senyummu, memang ada. 

Meski, aku tetap bertanya, di mana atau kapan. Sebab aku, ingin. Keinginan itu bertumpuk pada banyak tanya dan keresahan. Sesal yang kerap menggumpal.

Kamu ingat, saat berucap, "aku tahu, memilikimu itu... seperti menyatukan benang yang kusut."

Benang kusut? Terdengar pedih sekali, nasib kisah kita. Kisah yang tergetar di hati, terlihat di imajinasi dan terasa oleh saling meraba. Di kekusutan itu kita percaya, terselip hikmah.

 Entah kenapa, aku hanya bisa menebak. (***)

Posting Komentar

0 Komentar