Upaya Menghapus Satu Nama yang Dulu Bikin Bahagia

Ilustrasi tentang kita.

Perempuan itu selalu indah sebagai fiksi dan ribet sebagai sebuah fakta. Itu kata Rocky Gerung, seorang cendekiawan yang sering nongol di layar kaca. Argumentasinya yang pedas, menohok dan tepat sasaran. Ketika ia mengatakan itu tentu bukan tanpa makna, ada hal di balik itu.

Bagi kita laki-laki, mencintai perempuan memang sebuah seni. Seni memahami karakter atau sikapnya yang kadang di luar nalar. Pengennya begini tapi teruangkapnya lain. Tentu saja acap memantik seteru di dua hati yang berpayung ikatan kasih.

Membaca hati perempuan tak melulu soal teknis. Tidak pula soal rumus-rumus. Apalagi mengukur dengan sekumpulan rupiah yang sering jadi transaksi kisah cinta yang berakhir di perjodohan orangtua.

Kalau kamu mengalami itu, sederhana saja, perempuan itu bukan yang terbaik untukmu. Ada dan masih banyak perempuan yang mau memahamimu--keadaanmu, tanpa harus kamu jelaskan keadaanmu sekarang.

Salahnya kita, salah mencintai perempuan dan memang tidak memahami diri kita selayak yang kita mau. Dia pun memilih laki-laki lain yang dimatanya matang secara rumusan inginnya. Lalu kita pun "memilih terpuruk" daripada menerima kenyataan seperti adanya saja.

Sakit hati adalah proses mengutuk kenyataan karena tak lagi sesuai inginya kita. kita memilih membenci nasib naas kita saat ini daripada menyikapi itu biasa saja. Maksudnya, rasa kita pasti sakit. Ya sudah, memang adanya begitu.

Tapi yang peduli terhadap diri kita adalah kita sendiri. Kalau dia tak mau dengan kita, ya sudahlah. Tatap hari esok dengan tetap ceria, biarkan ia bahagia dengan pilihannya. Kita jemput juga kebahagiaan kita dengan warna lain dan mungkin nama lain yang kelak menemani sunyi jiwa.

Hari ini, lakukan apa yang bisa kita lakukan. Menebar kasih tanpa harus dijerat oleh satu nama. Kalau iya ingin bahagia dengan hati lain, kenapa kita pun berpikir begitu pula. Bukannya di dunia ini ada banyak hal yang bisa bikin gerak.

Kamu anugerah Ilahi yang wajib aku syukuri. Karena ada kamu yang setia membuahi mimpi dan cita jejak kakia terasa geliat. Jiwa terasa segar, pikir terasa terbakar. (***)

Posting Komentar

0 Komentar