Para Mafia Ada di Mana?

 Gambar Ilustrasi

Mafia sebutan untuk sekelompok atau organisasi yang bergerak di bawah tanah. Tujuannya, untuk melakukan pembangkangan sosial agar kepentingannya tidak terusik dan diusik pihak berwajib.

Kepentingannya tentu saja banyak, tak hanya bisnis tetapi keamanan juga kenyamanan menjadi hal dituju. Baru ini, merebak kasus pencurian tanah. Anehnya, meski tak punya surat dan data akan kepemilikannya, tidak lama mereka telah punya "salinannya".

Alhasil, banyak terjadi kasus demikian merebak. Bukannya si Pemilik yang ngotot, tetapi pencuri itu yang merasa paling tahu. Tak jarang menyeret pemiliknya ke instansi hukum. Kurang dalil bisa mudah meloloskannya ke pintu penjara.

Lucu sekaligus aneh. Pemilik yang seharusnya tidak cemas, dibuat kalang kabut oleh agen uka-uka itu. Mereka ada akan tetapi seperti tak ada. Membayangi siapa yang lengah di tempatnya.

Tapi istilah mafia atau mafiso sekarang diperlunak oleh oknum. Entah oknum berdasi atau bertali. Secara bahasa mengaburkan "dosa sosial", tentu saja tidak berpretensi negatif.

Ngomong-ngomong mafia, ingat perdebatan saya dengan adik tadi malam. Dia begitu antusias dengan sikap Dedi Mulyadi (eks bupati Purawakarta), yang mana begitu tegas terhadap kelalaian pedagang yang sengaja menjual kios, lantas memilih jualan di pasar.

Kang Dedi marah karena itu bentuk pembangkangan. Dengan dibantu pasukan Satpol PP, menggerus dan merusak bangunan ilegal.

Apa itu sudah cukup? 

Begitu kata saya, dan kata adik saya cukup. Karena itu bentuk pelajaran kepada masyarakat agar sadar dan tahu terhadap kewajibannya kepada negara. 

Sedang saya tidak setuju. Apa yang ditunjukkan Kang Dedi belum selesai, harus ada tindakan selanjutnya apa. Masa iya hanya menggebrak.

Saya yakin Kang Dedi tahu, dan itu telah diujarkannya di kanal YouTube-nya. Kenakalan pedagang itu bukan tanpa pertimbangan. Pasti ada yang "mengajarkan" dan "mengelola", sebagai jelata sulit melakukan tanpa akses.

Untuk itu, setelah pembongkaran apa tidak bisa Kang Dedi membongkar juga siapa mafia atau oknum di balik itu. Tangkap mereka. Adili mereka. Kepada rakyat jelata galak, kepada oknum harus lebih galak. Karena dengan jelas melanggar aturan yang ada. Padahal mereka tahu dan membuatnya.

Nyatanya seperti apa?

Belum ada. Tapi adik saya belum menerima dengan tanggapan saya. Ya. Tak apa. Padahal maksud saya tak ingin gerakan cukup di situ. Harus ada gerakan selanjutnya apa. 

Justru, untuk memukul sarangnya kita tak hanya perlu memukul permukaannya, yang lebih penting ialah akarnya. Di mana akarnya dan siapa. Itu jauh penting daripada sekedar ramai.

Seperti mafia tanah sekarang, salah seorang anggota DPR-RI mengakui di salah satu situs berita bahwa mafioso itu ada dan telah masuk ke segala  lini kekuasaan. Menangkap mereka sama saja mengurai benang kusut. Tak mudah dan cukup sukar. Saking banyaknya

Akan tetapi, kalau mau serius dan sungguh-sungguh menyelidiki siapa dalang dibaliknya, bukan barang mustahil untuk menguak secara tuntas. Meski penuh resiko, hasilnya bisa melegakan hati yang berat. 
Semoga Allah permudah jalan yang akan kalian perjuangan, para penguasa negeri. (*)

Pandeglang |  21 November 2021

Posting Komentar

0 Komentar