Dua Wanita di Samping Saya

Foto: Kang Ramhet tengah Orasi Literasi di depan dua hakim wanita. (Sumber Pribadi)
_____
Dua wanita itu saya temui di grup tilawah. Baik, perhatian, dan insya Allah sholehah. Dari obrolan keduanya saya punya pandangan lebih luas tentang wanita. Pertama dari mantan mojang Bandung yang masih cantik, ibu rumah tangga hebat dan satunya dari Madura, guru ngaji di salah satu madrasah sana. Manis senyumannya.

Tidak usah saya bocorkan siapa orangnya, yang pasti orangnya pasti tersenyum membaca tulisan ini. Tulisan ini pun bukan ingin membuat pembaca penasaran, sebab yang suka penasaran itu ... ?

"Wanita akan cantik di tangan laki-laki yang tepat," begitu kata Bunda baik itu di chat-nya. Sebab kebahagiaan wanita saat ia diberi ruang pasangannya untuk jadi diri sendiri. Ia diberi aturan tapi bukan untuk dikekang. Biarkan ia melebarkan sayapnya, untuk tahu di dunia ini selalu banyak hal untuk direnungkan.

"Mahyu harus tahu, wanita akan logis memilih laki-laki. Tidak hanya soal cinta, sebab ada perut kudu di isi. Cinta perlu tapi laki-laki juga harus punya usaha untuk cinta itu terpelihara dengan baik. Jangan berhenti belajar, termasuk hal intim untuk kebahagiaan kamu dan dia," pungkasnya di malam yang kadang merayu untuk tetap melek.

Memang tidak begitu sih kata-katanya, apa yang ditulis di atas rangkuman saja. Terlalu banyak hal yang Bunda ajarkan, kadang aku berpikir ia seperti Emak yang terbelah dua. Mau mengayomi dan mendengarkan, tidak kaku apalagi sok serius karena usia kami yang berbeda. 

"Bunda pantas dihormati," kataku terulang padanya. "juga disayangi!"

Di lain hati aku juga punya cerita dengan dia, ya segurat senyum ketulusan. Bersemayam rasa di jiwa hamba. Menyatu lantas membuka percakapan.

"Aku hanya ingin bapak bahagia dan umi tersenyum di alam sana," katanya saat ditanya mengejar target hafalannnya. Alhamdulillah sekarang sudah juz, doakan ya moga cepat khatam hafalannya.

Ibu, ya seseorang yang ia cintai tapi Allah menjemputnya saat ia belum tahu apa-apa. Saat ia tumbuh remaja, kerapkali menangis pun merajuk pada semesta, "Kenapa Ibu pergi? kenapa tidak hadir di sini memeluk anakmu dengan kerinduan."

Itu derita yang tidak mudah tapi mampu ia lalui. Satu saat buatku bersedih pula. Alhamdulillah, kian kemari ada kemajuan. Perginya ibu takdir maka siapa yang bisa mengatur takdir? Saat menyalahkan takdir, apa bukan berarti mencaci pengatur takdir?

"wanita itu perlu komitmen tapi juga kejujuran. Jujur yang bukan apa-apa. Kalau kaka suka ke aku, jangan kecewakan aku dengan kebohongan," ujar gadis manis itu.

"Tapi kaka punya masa lalu," kataku di sela obrolan renyah kami.

"Hemm, ya gak apa, kan aku mungkin masa depan kaka!"

"Ihhh, kok gitu?"

"Kan kata kaka kita harus optimis. Lakukan yang terbaik atas anugerah Allah. Kita hanya ikhtiar. Dipersatukan Alhamdulillah, kalaupun tidak jangan putus asa, sebab kita punya kenangan. Ingat, semua butuh perjuangan," begitu katanya yang tengah belajar menjadi wanita dewasa.

Darinya aku tahu sedikit bahasa jawa kromo, juga tahu kebiasaan dunia pondok Jatim, Situbondo. Mungkin karena usia yang lumayan jauh pula ada saja hal buat kami tertawa, ya kadang ribut karena salah paham. Pahamnya gini, dia gitu.

Pernah tuh kami ribut terus ketahuan Mbak-nya, lantas dinasehati, Syukur gak ditabok! Hihi. Ya mana bisa, dia di Madura aku di sini, terkecuali pakai tenaga dalam. Beda cerita itu mah. Kesibukan mengajar kadang buat ia kelelahan, kadang sakit, kadang sakit tapi salut dengan dedikasi pun semangat.

"Mengajari anak-anak itu menyenangkan kak, apalagi saat mereka paham atas apa yang aku ajarkan. Melihat mereka tersenyum ceria, hilang semua kesal dan rasa capek," katanya yang kerapkali galau kalau tidak bisa mengajar. Pingsan di tempat, jatuh di motor sampai teriris pisau adalah hal yang kadang buatku galau pula.

Begitulah kira-kira, meski pun wanita tapi tiap mereka punya cerita. Aku pikir pembaca sekalian pun begitu, kita tak menyadari bahwa punya hal unik dalam diri. Itu seharusnya buat kita bangga dan syukur. Bukan malah sibuk membandingkan dengan orang lain yang buat hari-harinya penuh luka, benci dan tidak bahagia. 

Ada apa dengan mereka, cukup selengkapnya saya yang tahu ya. Hihi. (**)

Pandeglang, 10 Juli 2023.  22.07

Posting Komentar

2 Komentar

  1. Amazing obrolan biasa pun jd luar biasa di tangan penulis mah,ayooo terus semangaaat ciptakan karya" yg hebat...luv u

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maksih Kaka, thanks atas dukungannya. Semangat berjuang juga

      Hapus

Menyapa Penulis