Pengalaman perdana memang selalu berkesan. Itu yang saya rasakan ketika bisa hadir dan berlatih orasi di Rumah Dunia. Bersama lintas angkatan KMRD, kami diberi satu kata untuk dijelaskan dan dikupas semampu kami dengan durasi yang ditentukan. Penuh tantangan banget, kan?
Satu per satu dari kami dapat giliran. Urutan pertama Kang Tejo, diberi kata kunci Payung. Payung untuk usaha ojeg payung. Tidak hanya itu bisa pula untuk memayungi di kalangan politisi. Tidak banyak yang saya ingat karena lupa menuliskannya. Kocak sih, ya walau banyak dikritik dua dewan juri dan peserta yang ada.
Urutan ke dua Kang Miftah yang mengupas Privasi. Privasi itu hal yang tertutup. Hal yang kini seolah pudar. Bagaimanapun keterbukaan informasi dengan kemajuan teknologi ikut menerobos apa yang dulu hal privasi sekarang biasa saja. Banyak yang pula mengomentari penampilan Kang Miftah, secara vokal sudah bagus hanya saja secara materi masih belum baik.
Ketiga saya, sengaja minta lebih awal karena ingin uji diri dan kedua saya punya jadwal mengoreksi kumpulan esai untuk analogi ke Kang Rudi. Kang Rudi itu asisten Mas Gong juga relawan di Rumah Dunia. Terus, magrib makin dekat juga. Mandiri suku katanya. Bingung sebenarnya dari mana memulainya, namun ya sudah dengan mengucap bismilah diutarakan.
Banyak ide berlompatan di kepala terkait mandiri, semua saya sampaikan. Penonton bengong dan dewan juri diam, saya pun kebingungan sendiri. Antara harus mengakhiri atau meneruskan bahasan. Untuk intonasi katanya bagus, hanya saja terlalu banyak bahan tapi tidak sinkron di olah.
Kalau kata Teh Giani mungkin bisa jadi 3 esai kalau mampu dibuat. Esai itu katanya, mengutip kata Mas Gong bahwa bagaimana menmbicarakan masa lalu, sekarang dan masa depan. Ketiganya harus berkolerasi. Itu pula yang dikritik Teh Putri yang korelasinya kurang pas. Keduanya juri tamu minggu ini.
Soal mandiri ini saya pun menyindir, ada kemerosotan moral anak muda. Intinya, pengalaman berharga. Makasih untuk kakak senior yang pada hadir dan teman satu angkatan. Maksud atas ilmu dan dedikasinya. Membimbing juga mengomentari kualitas kami.
Acara ini sendiri lanjutan dari kelas menulis yang sudah rampung di angkatan 38. Kemungkinan sih, baru perdana diadakan. Bentuk kepedulian para sesepuh di Rumah Dunia agar alumninya punya nilai jual saat berkecimpung di masyarakat.
Alhamdulillah, aku tidak ngagader pas bicara di depan orang. Biasanya aku ngomong di depan cermin. Ini engga, langsung live streaming. Semoga Minggu depan punya kesempatan belajar lagi ya. (**)
Pandeglang, 8 Juli 2023. 13.30
0 Komentar
Menyapa Penulis