Terserak yang Sesak

Ilustrasi dari Ala Dokter

Tidakkah kau tahu, aku khawatir
Saat kau terbatuk-batuk menahan nyeri di dada
malam terjaga oleh duka
Aku menangisi kau di sana,
Ya Allah, jaga dan kuatkan dia agar tidak terlelap oleh luka!

Kau ingin ke sana, bermain-main dengan anak-anak Itu.
Bosan katamu, kesal katamu.
Aduh, kenapa masih keras kepala, bukankah kau tahu jiwamu masih rapuh. Oleh masa dan pembelajaran
Aduh, aku merasa seperti dipeluk sesak pula
Tanpa kau tahu

Mereka bertanya,"kenapa sedalam itu rasamu untuknya, sedang ini maya yang mungkin penuh tipu daya?"

Mungkin karena nyaman, bersamamu itu pelukan hangat tanpa pura-pura.
Banyak hati menawarkan singgah, sejenak menepi
Oh tidak, kamu lebih dari mereka. Jangan, jangan pergi untuk mengubur rindu ini
Biarkan ia mengalir apa maunya
Biar aku tampung,
Biar sesak ini aku peluk dengan kesadaran

Jangan nakal, kau harus kuat.
Aku memang tidak sebaik dirimu, jiwaku kerap terombang-ambing harap,
Yang biar Bunda yang tahu,
Di jiwaku ada ingin yang terus membakar
Aku tak ingin kalah walau terasa lelah
Percayalah, aku ingin tetap kau,
Di sini. kita menari menertawakan kebodohan kita
Aduh, kenapa semanis itu senyummu?
hanyut sudah kini di layar masa

Aku ingin kuat, sekuat tekadmu.
Kala kau merindu pada Ibu, di keabadian.
Aku yang merasa terpukul, aku gagal, 
Gagal mendekapmu dengan rindu ini,
Rindu padanya berbeda dengan rindu ku
Aku bisa apa, aku diam memeluk sesal

Kadang aku menyalahkan jarak, kadang aku menangisi waktu
Tidakkah, tidak selama ini?
Aku takut dengan diriku, takut dengan fitnah jiwa
aku ingin kau menjadi rembulan yang nyata,
Biar kau tahu, aku tidak main-main

Aku senang kau kembali terbuka, mau memikirkan kenyamanan kita. Kita yang bermodalkan percaya.
Entah kenapa, sinyal sering kurang ajar
Membuatmu kesal, menjadikanku cemas
Herannya, kenapa betapa mengadu kata!

Jangan lari, lari dari kenyataan.
Hadapi apapun terjadi
Jiwa ku ada di sana,
Berteduh di sepotong hatimu.

...
Pandeglang, 7 Juli 2023.  07.08

Posting Komentar

0 Komentar