Tidak Cukup Visi dan Teori Saja

Selain teori juga harus ada proses praktik. (Sumber Pixabay. Com)

Saya sedang membaca buku Kata-Kata Yang Mengubah Dunia yang ditulis Zulfa Simatur. Ada kata mutiara bertenaga di halaman 227 dari Hendry Ford (Penemu dan Pengusaha Amerika Serikat), katanya, "Hidup adalah rangkaian pengalaman yang membuat hidup kita tambah besar, walaupun sulit menyadarinya. Dunia dibuat untuk membangun karakter dan kita harus belajar bahwa kemunduran dan kesedihan yang kita derita, membantu kita maju ke depan."

Saya memahami rangkain kalimat di atas yaitu setiap orang punya pengalaman menarik di hidupnya, barangkali ia belum sadar sampai pada suatu waktu ia tersadar ternyata itu spesial. Misalnya, orang yang membisakan menjaga tutur kata di lingkungan yang kurang baik.

Pasti tidak mudah. Pasti menguras emosi. Obrolan pun tidak nyambung. Mungkin merasa asing juga. Tetapi, itu akan terasa di mana lingkungan baik ditemui serta berbaur di sana. Betapa "pengalaman" tidak baik dulu masih membekas, sekarang ia merasakan kenikmatan buah tutur baik tersebut.

Sederhananya, karakter itu terjadi karena kita mau mengelola diri kita. Kita menempatkannya di wilayah yang tepat. Kita tidak menyerah saat kalah, tidak ingin terpuruk saat sedih dan yang pasti derita tiada arti lebih terkecuali proses pembelajaran untuk diri.

Aku, kamu, dan mereka pasti menghadapi soal hidup yang tidak mudah. Kita ingin menyepi dalam keramaian. Kita ingin lepas dari pelukan orang yang kita sayangi. Kita ingin ceria setiap saat, siapa nyana terlalu pahit untuk kita tertawa kan. Ya, semua tidak mudah. 

Tetapi kata Ford kita harus belajar melihat itu dengan sudut pandang positif. Apa yang kita alami itu harusnya membuat kita berpikir, kita bisa menghadapi apapun yang terjadi dengan yakin dan percaya pada Allah, pada diri kita, dan menerima kenyataan pahit apa adanya.

Karakter seperti ini yang membentuk orang menjadi besar. Orang sukses bukan mereka yang lahir spontanitas. Ada proses panjang mereka lakukan agar ada di tahap mapan. Ini kemungkinan yang jarang kita hadapi.

Orang yang berpikir besar dan menjadi tokoh besar aktif menelaah hal kecil lagi tidak menyepelekannya. Misalnya, kita sering melihat orang menghormati gurunya dengan baik, manut apa adanya, sayangnya tidak diimbangi dengan ketaatan pada orang tuanya.

Apalagi ditarap membandingkan, gurunya memberi kesempatan kepadanya untuk mandiri sedangkan orangtuanya orang biasa. orang seperti ini tidak paham proses, condongnya ke hal besar padahal mengurus dirinya sendiri saja belum kelar. 

Itulah kenapa masih kata Ford," visi tanpa eksekusi hanyalah halusinasi."  (***)

Pandeglang, 13.8.2023     13.3

Posting Komentar

0 Komentar