Seteduh Pelukan Itu

Foto: pelukan hangat mentari pagi (Sumber Pribadi)

Mungkin aku bodoh terlalu mengharap. Meski langit terlihat kabut.
Kamu seumpama bintang di sana, bersinar. Kelap-kelip di sendiri ku. Sunyi dari kerinduan yang kadang menyiksa.

Kadang aku harus memeluk cemas karena melihat kamu yang rentan. Aku ingin kamu kuat.
Tak harus sekuat Gatot kaca si otot kuat tulang besi
Tulang mu dari selaksa cinta
yang ditabur sekitarmu
Itu yang buatmu tersenyum

Aku ingin memelukmu dengan kata. Aku pikir itu biasa. aku ingin benar-benar merasakan hembusan nafas itu, yang buatmu harus menjalani hari dengan kerinduan. Cerita terus ceria.

Tabir kadang terlihat, apa itu mungkin?
Ya, jarak menyiksa dengan kerinduan yang kata tak mungkin memuaskan hasrat. ada rasa di tiap sesak kita. Tentang mimpi kita yang buat kita bertanya: kiranya, dia kah takdir itu?

Aku ingin pulang, 
Ke hatimu
Biar aku mendekap mimpimu
Mengapa kamu takut,
Takut tubuh kita menyatu bersama cinta
Justeru di sana, lahir masa depan kita

Jangan tanya, apa yang buatmu curiga
Mungkin saja itu pemusnah kebersamaan kita. 
Kabarin aku, akan ku buka luasnya jiwaku
Agar kau tahu, 
di sini ada teduh

_____

Pandeglang,  13 Juli 2023.     17.58

Posting Komentar

0 Komentar